Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

Tempat Singgah

Dua kali merasakan hal seperti ini. Berusaha menjadi teman yang baik. Meluangkan waktu mendengarkan atau menghibur dia yang baru putus.   Tetapi dia hanya datang saat membutuhkan seseorang untuk menemani harinya yang sepi. Dia nggak tau seperti apa yang kamu rasakan? Dia nggak paham seperti apa posisi perasaanmu sekarang. Yang dia tau hanya apa yang dia rasakan. Mungkin dia sekarang sudah menemukan pengganti mantan pacarnya yang dia sayangi. Tapi itu bukan kamu. Bukan kamu yang sudah meluangkan waktumu untuknya saat ia merasa sepi. Seakan kau hanya tempatnya singgah saat dia tak memiliki penawar kesepiannya. Tempat pelarian. Kamu hanya menajdi tempat pelarian olehnya. Kamu sudah menyadarinya dari awal. Tapi kamu membiarkannya tetap tumbuh bersarang didalam hatimu. Dan alhasil sekarang dia meninggalkanmu. Dia membuangmu. Meninggalkanmu saat perasannya sudah sembuh. Tapi tanpa saadar dia memunculkan luka baru pada orang lain. Kepadamu. Dan sekarang kau merasa membutuhkan...

Bisa Dibilang, Menanti

Entah karena hati ini yang terlalu kaku karena terlalu lama sendiri, atau hanya aku yang belum mampu merasa nyaman dengan lain jenis. Aku hanya sebatas berangan-angan Bagaimana jika dia menjadi pasanganku? Bagaimana kalau dia bisa membuatku tertawa? Bagaimana jika memang dia yang bisa membuatku nyaman? aku tidak tau kenapa hati terasa membisu. Menutup rapat segala rasa. Mati rasa. Sepertinya. Aku hanya menunggu. Menunggu orang yang mampu menggebrak pintu ini. Pintu yang sudah terlalu lama tertutup oleh masa lalu. Membukanya dan masuk tanpa permisi. Dia yang seperti itu. Dia yang seperti itu yang aku tunggu. Entah aku menunggunya sampai kapan. Entah bagaimana cara Tuhan memilih waktu untuk mempertemukan. Menikmati atau sebenarnya ini menyesakkan hati?