Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2013

Sebersit Kisah Masa Lalu

Mari pergi berkelana... berkelana ke dunia khayal yang penuh harap. Dunia yang membuat semua orang bisa mengabulkan semua keinginannya. Mari kita pergi ke awan... menggapai semua harapan yang ingin ku raih. Aku mengatakan itu pada diriku sendiri. Aku merasa ada yang salah dalam diriku. Aku baru mengenalnya. Mungkin dulu aku sudah mengetahuinya, hanya saja aku tidak tau namanya. Aku baru mengenal namanya di situs jejaring sosial facebook . Dia yang sering pergi ke warnet rumahku, dan hampir setiap hari aku bertemu dengannya. Rasaku biasa, rasaku hambar. Sama ketika aku bertemu dengan orang lain yang tak aku kenal. Tapi dia selalu memandangiku. Saat dia menatapku, sorot mata itu. Mata yang membuatku merasa gembira. Sorot mata yang membuatku memikirkan tentang apa yang harus aku lakukan selanjutnya. Tapi sorot mata itu, aku sekarang membencinya. Membenci karena dia bisa merubahku. Dia bisa merubah sikapku begitu ramah padanya. ***        ...

Menunggu Kau Bicara

Gambar
Kenapa aku harus menunggu? Menunggu sosokmu yang tak aku ketahui Sosokmu yang sudah tak aku kenal lagi sekarang Aku tak mengerti kenapa aku harus menunggu? Seberapa jarak yang membuatku harus berhenti menunggu Menunggu kau mengucapkan kata “Selamat ulang tahun” Aku terlalu lama menunggu Hingga aku tak menyadari bahwa sebenarnya kau tak pernah ingin mengingat, bukan? Kau memang tak pernah mengingat Karena kau sudah tak ingin mengenalku Tapi bagaimana jika aku ingin terus menunggu? Perasaanku terlalu sulit untuk kuhindarkan Rasaku tentangmu yang semakin membuatku menunggu kau bicara Menunggu. Rasanya percuma saja Kau memang sudah berjalan dengan orang lain.

Sebuah Rasa Hati

Semakin berlari, lari dari kenyataan yang masih rahasia membentang di depan sana. Aku semakin lelah memikirkannya. Aku semakin sulit untuk berpikir positif. Aku lalu harus seperti apa? Tidak mungkin menghindar. Menghindari takdir itu sesuatu yang sulit. Allah selalu punya rahasia di balik rahasia. Rahasia yang tak satupun makhluk tau. Sepertinya dulu aku pernah menyakiti hati orang lain. Sepertinya dulu aku pernah membuat orang menangis. Sepertinya aku lupa mengucapkan terima kasih dengan setiap apa yang aku punya. Sepertinya aku terlalu banyak meminta, sehingga tak bisa melihat apa sebuah kebaikan untukku yang tersembunyi. Aku baca setiap torehan tinta pada kertas yang aku tulis bersama gelisah. Meneteskan air setetes demi setetes. Isyarat atau firasat. Apalah itu namanya. Aku semakin bingung, gelisah, dan hanya satu yang pasti yang bisa aku lakukan. Istigfar. Bercerita pada Allah. Menceritakan setiap keluh kesah yang tersimpan dalam benak pikiran dan dasar hatik...