Sebuah Rasa Hati
Semakin berlari, lari dari kenyataan yang masih
rahasia membentang di depan sana. Aku semakin lelah memikirkannya. Aku semakin
sulit untuk berpikir positif. Aku lalu harus seperti apa?
Tidak mungkin menghindar. Menghindari takdir itu
sesuatu yang sulit. Allah selalu punya rahasia di balik rahasia. Rahasia yang
tak satupun makhluk tau.
Sepertinya dulu aku pernah menyakiti hati orang
lain.
Sepertinya dulu aku pernah membuat orang menangis.
Sepertinya aku lupa mengucapkan terima kasih dengan
setiap apa yang aku punya.
Sepertinya aku terlalu banyak meminta, sehingga tak
bisa melihat apa sebuah kebaikan untukku yang tersembunyi.
Aku baca setiap torehan tinta pada kertas yang aku
tulis bersama gelisah. Meneteskan air setetes demi setetes.
Isyarat atau firasat. Apalah itu namanya. Aku semakin
bingung, gelisah, dan hanya satu yang pasti yang bisa aku lakukan. Istigfar.
Bercerita pada Allah. Menceritakan setiap keluh
kesah yang tersimpan dalam benak pikiran dan dasar hatiku. Allah selalu
mengerti apa yang hamba-Nya alami. Dan aku berdo’a dan selalu menerima, setiap
yang terjadi pada diri ini, itu sudah sesuatu yang paling baik yang diberikan
Allah.
Kadang manusia memang hanya melihat sesuatu terjadi
pada satu sisi. Tapi aku masih berusaha agar aku melihat setiap kejadian dengan
dari sisi lain, atau setiap makna kejadian tersebut.
Komentar
Posting Komentar