Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2013

Jika aku presiden, aku akan...

Indonesia sudah merdeka dari perang. 68 tahun yang lalu. Dan kami sebagai generasi penerus mengisi kemerdekaan dengan berbagai hal. Dan untuk Bapak Presiden, Bapak pasti lebih banyak hal yang Bapak lakukan untuk mengisi kemerdekaan kan? Yang utama pasti upacara bendera kan. Entah apa yang lainnya.      Indonesia, negara yang sebenarnya penuh dengan berbagai hal menarik yang negara lain tak memilikinya. Indonesia, dengan ribuan pulaunya yang sangat indah memanjakan mata. Indonesia, yang sangat aku kagumi dengan setiap manusianya yang mampu menghargai satu sama lain. Walaupun tidak semua. Indonesia, yang juga menerima dengan setiap tamu dari warga negara lain hadir kesini. Dan indonesia, yang sebenarnya memiliki banyak orang pintar yang sebenarnya juga mampu untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju.      Lalu aku terpikir. Mungkin seandainya jika aku menjadi seorang presiden walaupun cita-citaku bukan menjadi seorang presiden, tapi aku selalu berhar...

Maafkan Kemarahanku, lagi

Aku tak bermaksud menyakiti Aku sebenarnya tak merasa malu dengan semua yang sudah ada Aku hanya tak mampu menahan perasaanku sendiri Kesalahanku adalah, mengibahkan rasa kecewaku kepadamu, yah Aku minta maaf lagi kepadamu Aku minta maaf melakukan kesalah lagi padamu Padahal baru tadi pagi aku memohon maaf kepadamu Padahal ini hari yang fitri Hari kembali suci Aku malah melakukan kesalahan lagi Maafkan anakmu yang bodoh ini Bodoh dengan setiap perasaannya Bersembunyi di balik kemarahannya Anak yang labil dengan setiap perasaan yang menyerangnya Aku minta maaf lagi, ayah

Maafkan untuk semuanya, lagi

Aku hanya mampu melihatmu dari kejauhan. Tak mampu mengatakan setiap apa yang ingin aku katakan. Mendengarkan setiap gejolak hati yang selalu membuatku semakin menangis. Untuk saat ini. Mampu menghilangkan setiap kekecewaan yang timbul dalam hatiku, aku tak mampu. Aku hanya mampu berharap. Dan berharap. Semoga kau menghilang dari daftar orang yang selalu membuatku merasa bermimpi buruk. Tak tau kah kau perasaan yang selalu menghantuiku setiap melihatmu. Aku hanya melihatmu. Tapi aku selalu berkhayal jika aku bersamamu.   Taukah kau ini salah. Ini sangat salah. Mencoba melukapan. Melupakan keinginan hati yang selalu tak terwujud. Tak terwujud. Dan aku hanya diam dan diam. Diam dengan setiap perasaan tak menentu bahwa aku tak sanggup menggapai setiap keinginan hati dan perasaan. Aku malah menyakiti perasaan orang lain untuk sekarang. Padahal tadi, baru saja aku bermaaf-maafan. Aku malah membuat kesalahan lagi. Aku malah memunculkan perasaan kebencian yan...

Flash Fiction: Mereka Butuh Tangan dari yang Ikhlas

Aku melangkahkan kaki-kakiku pergi mengikuti arah angin. Pergi bersama perasaan yang sedang tidak baik-baik saja. Aku begitu bingung, kapan aku mengucap syukur dengan apa yang sudah aku miliki. Kapan terakhir kali aku berbagi kepada mereka yang lebih membutuhkan.             Langkahku berhenti pada satu tempat yang sering aku lewati. Tapi aku tak pernah melihat apa yang ada di sekitar tempat ini. Langkah kaki-kakiku berhenti di tempat yang menurutku tidak layak menjadi tempat hunian. Bukan tempat yang cukup menyenangkan bagi anak-anak kecil bermain dengan ribuan rasa keceriaan mereka. Itu menurutku!             Tapi ada sesuatu yang lain di mata mereka. Di mata para anak-anak bumi pertiwi ini. Mereka berlari kesana kemari, penuh raut kebahagiaan, penuh dengan canda tawa. Seperti tak ada beban dipikiran mereka. “Benar saja, mereka kan masih anak-anak. Apa yang akan mere...

Kembali jadi Orang Asing

Gambar
Teringat saat bagaimana aku mengenal. Lalu, bagaimana aku jadi bisa mengertimu. Tapi entahlah, aku merasa ingin lupa bagaimana aku bisa memutuskan tali pengertian itu. Melupakan. Berarti akan kembali menjadi orang asing yang sebelumnya hanya saling menatap satu sama lain. Aku hanya melihat. Dan kau, tersenyum. Tapi aku tak inginkan senyum itu. Aku hanya ingin orang asing . Biarlah berjalan bersama waktu yang begitu indah mengingatkanku bahwa kau hanya abu-abu. Mudah mungkin menghilangkan setiap jejak perjalanan yang telah terlewati. Dan berjalan di tempat baru bersama orang baru itu juga sangat mudah. Walaupun terkadang. Tapi aku tau yang manis tak akan selamanya manis. Dan yang pahit juga tak selalu jadi pahit. Saat ini memang benar, perasaan manis sudah berubah jadi pahit. Tapi percayalah, aku tak ingin terus larut dalam linangan kesedihan. Setiap gelak tawa yang terungkap saat ini, mungkin saja hanya sebuah topeng yang menutupi air mata. Tapi gelak hidup bahagia, sud...