Sekali lagi, Ini Bukan Ceritaku
“Hai apa kabar kak?”
Itu kalimat pertama yang aku ucapkan, selalu
kalimat”hai apa kabar?” yang ditanyakan orang saat bertemu lagi. Selain itu
dengan berjabat tangan bukan?
Aku yang sebelumnya tidak berani untuk bertemu
dengannya. Tapi aku mendengarkan perkataan teman ku. “Temui saja dia, jangan
menyesal nanti. Belum tentu kamu nanti bisa bertemu lagi dengannya.” Itu kata
sahabatku.
Sejujurnya aku saat itu aku memang sangat ingin
bertemu dengannya. Aku merindunya. Saat sekian lama aku menunggu. Tapi saat dia
datang, aku hanya bisa berdiri terpaku melihatnya dari jauh. Aku takut melihat
matanya. Aku senang melihat senyumnya waktu itu, walaupun tidak tertuju padaku.
Tapi ketika aku ingin menemuinya, aku bertanya pada
diriku. Aku nanti akan bilang apa? Untuk apa aku ingin bertemu denganya? Apakah
melihatnya dari jauh seperti ini tidak cukup? Mungkin memang tidak cukup,
mungkin aku harus bertatap muka langsung denganmu. Mungkin aku akan bilang,
berbicara 5 menit denganmu saja sudah cukup untukku. Kalaupun bisa lebih, aku
akan berterima kasih pada Tuhan.
Kau kasih
berbedaku.
Kau impian yang
sulit aku raih.
Kau sang pemberi
harapan palsuku.
Tuhan, tidak
mengizinkan kita bersama.
Sampai nanti
kita tidak mungkin bersama.
Jika kita tetap
memaksa semuanya pasti tak akan baik.
Maaf sekali lagi, ini bukan ceritaku. Yang ku tulis
diatas cerita sahabat baikku. Aku hanya mengulasnya sedikit. Dan didalam
kenyataan tidak sepenuhnya seperti itu. Itu hanya pokok permasalah dan aku
bahas sendiri. Siapa sahabat yang aku maksut itu, biarkan dia sendiri yang
merasakannya, tentu jika dia membaca tulisan ini.
Recycle dari blog yang lama. Arsip blog hari Sabtu, 13
April 2013.
Komentar
Posting Komentar