Takut, Do'a, dan Ujian Nasional
Ujian Nasional bagi sebagian pelajar dirasa memang
berat. Misalnya bagi siswa SMA, karena saya sendiri masih siswa SMA. Tetapi
saya masih dikelas 11 jadi belum terlalu pusing untuk memikirkan itu.
Ujian nasional itu, kita dituntut untuk
mengingat-ingat pelajaran yang telah kita dapatkan sejak kelas 10 sampai kelas
12 ini. Kita juga dituntut untuk dapat nilai yang bagus. Dan nilai ujian
nasional dibatasi nilai minimum kelulusan. Itu berarti nilai seseorang
dikatakan lulus jika telah melewati nilai batas. Barusan saya tanya pendapat
kakak kelas saya "Menurutmu ujian nasional itu seperti apa?" dan dia
menjawab seperti ini "Ujian yang menentukan kita lulus apa tidaknya.
Dengan materi ujiannya sudah dikasih tau jauh sebelum ujian nasional
dilaksanakan. Dan disana itu banyak jenis anak dengan banyak cara dalam
menjalankan ujian ini. Ada siswa yang bener-bener pintar dan nanti dapat hasil
yang bagus. Pintar tapi kurang teliti dan kurang beruntung jadinya kurang
maksimal. Kurang pintar tapi beruntung nanti ada bagusnya. Kurang pintar tapi
punya jaringan buat dapatin bocoran juga ada. Nah, yang kurang bagus itu kurang
pintar dan kurang bergaul. Ini nih yang kurang bagus" Iya itu memang benar
si. Jadi iya baik-baiknya cara masing-masing orang saja. Siapa yang serius
berusaha, pintar, dan serius menerima ilmu yang didapat selama sekolah pasti
nanti akan terlihat. Dan siapa yang hanya berpacu pada nilai nanti juga pasti
akan terlihat sendiri hasilnya. Tapi guru-guru disekolah bilang masih wacana
atau emang udah ditok kalau nilai ujian nasional juga digunain buat kita
ngelanjutin ke perguruan tinggi. Jenjang yang lebih tinggi.
Saya melihat raut muka para kakak kelas yang terlihat
sekali stressnya bukan main. Sudah mereka dituntut untuk mengikuti ujian
nasional, mereka juga masih dapat tugas dari para guru. Entah itu tugas
praktikum, tugas latihan, dan yang lainnya. Iya itu pasti masih ada lah, kan
nilai semester 5 dan 6 juga masih diperluin. Nilai semester kan juga buat
penentuan kelulusan. Meskipun hanya 40%.
Sebelum ujian nasional biasanya pasti ada try out.
Biasanya sekolah-sekolah itu mengadakan try out berkali-kali. Yang mereka
harapkan semoga saat ujian nasional para murid bisa mengerjakan ujian dengan
baik karena mereka sudah melaksanakan berkali-kali dan sudah terbiasa dengan
soal-soal ujian nasional. Terkadang nilai try out juga nggak terlalu bagus. Dan
itu membuat perasaan jadi lebih takut. Jadi tambah nggak karuan. Mikirin
"gimana ujian nasional nanti?" pasti fikiran negatif thinking datang
menyerbu otak, perasaan, hati dan semua-muanya. Iya itu bukan sesuatu yang
tidak mungkin untuk tidak terjadi. Tapi sebenarnya dengan adanya ini kan bisa
jadi motivasi. "Oh berarti kita belajarnya kurang. Jadi kita harus
ningkatin belajar lagi." Tapi kalau fikiran lagi stress, butek banget gitu
bisa ajaa loh ngebuat kita malah down.
Sebenarnya terlalu berfikir keras itu juga nggak baik
untuk tubuh. Kita bisa ajaa sakit kalau nggak bisa jaga kesehatan. Nah,
saat-saat kaya gini, saat ujian nasional kurang beberapa hari lagi. Biasanya
sakit itu menyerang. Wuuusssshh masuk dalam tubuh deh itu para virus. Tapi
nggak berharap juga si bisa sakit.
Jadi baik-baiknya kita ajaa buat jaga kesehatan. Ujian
nasional emang nakutin. Tapi itu kan memang kewajiban yang harus dijalanin
sebagai siswa. Coba jalanin semua yang dirasa berat dengan ikhlas. Pasti
beratnya tak kerasa. Dan jangan lupa berdo'a sama Tuhan. Usaha tanpa do'a nggak
akan berarti apa-apa. Begitu juga do'a tanpa usaha juga nggak berarti apa-apa.
Allah pasti akan kasih jalan bagi umatnya yang mau berusaha. Shalat bisa
nenangin hati dan fikiran kita.
Recycle dari blog yang lama. Arsip blog hari Sabtu, 2
Maret 2013
Komentar
Posting Komentar