Jawabannya?



“Jangan menyesal dikemudian hari kak. Lakukan saja ini dengan ikhlas. Jangan mengharap dapat balasan. Yakinlah nanti pasti akan lebih indah.”

Itu kalimat yang aku dengar dari yasmin tadi. Aku tau, itu memang benar.

Aku ingin mengatakannya. Aku ingin menyemangatinya. Tapi perasaan takut selalu muncul dalam benakku. Ini selalu menghantuiku. Hatiku selalu berdepat. Dan tidak pernah menemukan titik terang apa yang harus aku lakukan.

“bagaimana kalau dia hanya menganggap ini lelucon? Bagaimana kalau ini hanya sia-sia ”
“lakukan saja dulu, hasilnya lihat saja nanti.”
“tapi aku sudah cukup ditertawakan olehnya. Aku tidak mau bersikap konyol lagi pada dirinya.”
“ini bukan bersikap konyol. Tapi kau hanya memberinya semangat.”
“memberinya semangat itu sama saja memberikan sebuah lelucon padanya.”
“jangan selalu negatif thinking, siapa tau saja dia mengharapkan semangatmu.”
“itu tidak mungkin.”
“baiklah bagaimana jika kau lakukan ini, tapi tanpa mengaharapkan balasan.”
“itu seperti kata yasmin.”
“iya. Apa salahnya memberi semangat. Seperti saat tadi pagi memberi semangat kakak-kakak kelas.”

Aku berkutat sendiri dengan seribu pertanyaan. Aku yang mulai lelah menjawab sendiri pertanyaanku. Bagaimana bisa aku terus merasa kesedihan. Padahal aku merasa cukup menyenangkan menjalani hari-hariku saat ini. Hari yang aku anggap malah lebih baik daripada waktu itu.
Saat ini aku harus apa? Aku memberi semangat lewat tulisan, tapi tidak secara langsung menunjukkan ini untuknya. Atau bagaimana? 

Sudahlah jangan memikirkan ini lagi. Nikmati saja udara malam ini dengan puluhan nyamuk yang menginginkan darah untuk mempertahankan hidupnya. Malam yang memberiku secercah kasih depaknya. Dan malam yang membuatku berfikir, bahwa merenung sendirian itu bukan hal yang selau baik.
Terima kasih untuk hari ini. 


Recycle dari blog yang lama. Arsip blog hari Kamis, 11 April 2013.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencari Jawaban

Saatnya memulai...

Aku ingin menulis tentang hari ini