Kerangka Cerita



“Hai selamat berjumpa lagi? Bagaimana dengan kabarmu?”
“Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu?”
“Aku juga baik-baik saja”
“hm.. um..”
“Kenapa aku harus bertemu denganmu lagi. Aku sebenarnya tidak ingin bertemu denganmu lagi.”
“Apa maksutmu? Kenapa kau tidak ingin bertemu denganku lagi? Apa salahku?”
“Sampai sekarangpun kau tidak tau apa salahmu? Kau memang jahat sekali.”
“Aku benar-benar tidak tau apa salahku, sampai membuatmu sebegini marahnya padaku.”
“Aku bukannya marah, aku hanya merasa masih ada yang menjanggal dalam diriku saat bertemu lagi dengan dirimu.”
“Kenapa? Apa kau belum melupakan masalah yang waktu itu.”
“Aku sudah melupakannya, jauh sebelum saat ini.”
“Lalukenapakaumasihtidakinginbertemudengankulagi?”
“Kau selalu bertanya, kau selalu bilang kenapa, apa, dan lain sebagainya. Kapan kau sadar dengan perasaan orang-orang yang berada disisimu.”
“…….”
“ Aku tidak ingin bertemu denganmu karena aku tidak ingin terus berkhayal tentangmu. Aku tidak ingin terus terbang melayang lalu saat kau jatuhkan aku merasa sakit lagi.”
“Aku minta maaf jika aku membuatmu merasa seperti itu, aku tidak tau.”
“Iya begitulah kau, kau tidak pernah tau.Yang kau tau hanya perasaanmu sendiri saja.”
“Ya ampun… aku harus bagaimana?”
“Sudahlah kau tidak perlu melakukan apa-apa. Cukup saja aku yang tau apa yang aku rasakan. Tidak perlu orang lain.”
“Aku tidak ingin melihatmu seperti ini.”
“Aku tidak apa-apa.”
“Yakin kau tidak apa-apa? Katakanlah padaku, ada apa denganmu. Supaya aku bias menghiburmu.”
“Sungguh aku tidak apa-apa.”
“Aku tau dirimu, aku sudah lama mengenalmu.”
“Sudahlah jangan banyak bertanya. Aku tidak ingin orang lain tau perasaanku.”
“Baiklah kalau kau tetap tidak ingin menceritakannya padaku. Aku akan tetap menunggu.”
“Menunggu untuk apa?”
“Tidak apa-apa. Lupakan saja.”


Recycle dari blog yang lama. Arsip blog hari Selasa, 9 April 2013.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencari Jawaban

Saatnya memulai...

Aku ingin menulis tentang hari ini