Kembali jadi Orang Asing
Teringat saat bagaimana aku mengenal. Lalu,
bagaimana aku jadi bisa mengertimu. Tapi entahlah, aku merasa ingin lupa
bagaimana aku bisa memutuskan tali pengertian itu. Melupakan. Berarti akan
kembali menjadi orang asing yang sebelumnya hanya saling menatap satu sama
lain.
Aku hanya melihat. Dan kau, tersenyum. Tapi aku tak
inginkan senyum itu. Aku hanya ingin orang
asing. Biarlah berjalan bersama waktu yang begitu indah mengingatkanku
bahwa kau hanya abu-abu.
Mudah mungkin menghilangkan setiap jejak perjalanan
yang telah terlewati. Dan berjalan di tempat baru bersama orang baru itu juga
sangat mudah. Walaupun terkadang.
Tapi aku tau yang manis tak akan selamanya manis.
Dan yang pahit juga tak selalu jadi pahit. Saat ini memang benar, perasaan
manis sudah berubah jadi pahit. Tapi percayalah, aku tak ingin terus larut
dalam linangan kesedihan.
Setiap gelak tawa yang terungkap saat ini, mungkin
saja hanya sebuah topeng yang menutupi air mata. Tapi gelak hidup bahagia,
sudah membentang jauh di depan.
Orang hanya bisa merencakan setiap apa yang ia
inginkan. Tapi orang tak bisa memastikan yang dia inginkan akan benar-benar ia
pegang. Kau menghilang pergi bersama orang lain. Dan aku putuskan untuk tetap
berdiri disini bersama waktu yang terus berubah.
Waktu terus berubah, dan perasaan lama-kelamaan
pasti juga akan ikut berubah. Masa ke masa akan terus berlalu. Perlakuanmu
padaku, mungkin hanya akan jadi angin lalu untukku. Karena aku sudah terlalu
terbiasa dengan setiap omong kosong yang kau berikan. Tapi aku tak pernah
merasa biasa dengan senyuman yang semakin hari semakin hilang dari pandanganku.
Tapi sebenarnya aku masih memikirkan, apakah kembali jadi orang asing itu pilihan
yang harus diambil? Tidakkah ada pilihan yang lebih baik?
Tapi awal “kembali jadi orang asing” adalah kau yang
memulainya. Aku hanya tinggal meneruskan apa yang sudah kau perbuat.
Menghapus jejak dengan perlahan. Meninggalkan setiap
kepingan masa lalu yang hanya akan menjadi kenangan. Melupakan setiap rasa
sakit agar tak menjadi benci. Membiarkan air mata menetes tapi hanya untuk
sesaat. Dan mengambil setiap kebahagian di depan yang sudah disiapkan oleh
Tuhan.
Awalnya aku bisa hidup tanpamu dan biasa-biasa saja.
Usahaku sekarang kembali seperti awal dulu. Kembali menjadi biasa. Dan kita
hanya orang asing. Lalu, mulai menampakkan jejak bersama waktu menuju masa
depan.
Recycle dari blog yang lama. Arsip blog hari Senin, 29
Juli 2013.
Komentar
Posting Komentar