Untuk kamu!
Seharusnya aku menyadari. Ada lebih banyak hal yang
harus kau fikirkan. Dan beban yang kau rasakan pasti lebih besar dari rasa
sakit yang aku rasakan sekarang. Hidupmu pasti lebih berat. Karena kau harus
hidup sendiri. Hidup sendiri di kota yang mereka-mereka bilang banyak sisi
gelap. Nah sisi gelap yang dimaksut itu aku nggak tau apa artinya. Tapi aku
baca-baca diartikel, kehidupan anak-anak kota itu nggak jauh sama gemerlap
kehidupan malam, seks bebas, narkoba. Nah apa kehidupanmu seperti itu? Aku
harap hidup kamu nggak seperti itu.
Jangan rusak hidupmu dengan semua hal itu kak. Kamu nggak pengen punya masa depan yang baik apa? Aku berfikir apa dengan merusak hidup kamu itu hanya menjadi pelampiasan kekesalanmu pada orang tuamu. Mungkinkah ini karena pergaulanmu atau karena teman-temanmu. Tapi apa nggak ada hal yang lebih baik yang bisa kamu lakukan daripada ini? Sebenarnya kamu itu terlalu rentan buat disakitin sama orang terdekatnya sendiri. Iya semua anak pasti seperti itu.
Jangan rusak hidupmu dengan semua hal itu kak. Kamu nggak pengen punya masa depan yang baik apa? Aku berfikir apa dengan merusak hidup kamu itu hanya menjadi pelampiasan kekesalanmu pada orang tuamu. Mungkinkah ini karena pergaulanmu atau karena teman-temanmu. Tapi apa nggak ada hal yang lebih baik yang bisa kamu lakukan daripada ini? Sebenarnya kamu itu terlalu rentan buat disakitin sama orang terdekatnya sendiri. Iya semua anak pasti seperti itu.
Iyaa aku memang masih peduli, dan masih sangat peduli. Aku khawatir itu pasti. Bagaimana bisa aku tidak memikirkan keadaanmu yang menurutku sudah tidak baik-baik saja. Ada satu orang temanmu yang mengatakan kalau kamu putus sekolah? Aku bilangin iya, putus sekolah itu nggak enak. Disekolah loh kamu bisa tau semua hal yang sebelumnya nggak kamu ketahui. Disekolah kamu juga nggak akan merasa sendiri. Kerena disitu pasti banyak temn-temanmu kan. Iya memang si sekolah itu lelah, diharusin buat berfikir keras. Tapi disekolahkan buat kita belajar bagaimana kita nentuin masa depan kita nanti. Memang bukan kita yang menentukan masa depan. Yang menentukan cuma Tuhan. Tapi sebagai umat manusiakan kita dituntut buat berusaha nentuin masa depan kita sendiri. Dan Tuhan yang kasih hasil dari usaha kita.
Aku mengerti sakitnya kamu ketika orang tua kamu nggak peduli sama kamu. Iya walaupun aku belum merasakan sendiri bagaimana rasanya hidup sendirian disini. Dan aku berharap aku nggak akan pernah mengalami itu. Aku pasti nggak sanggup baut merasakan itu semua. Pasti hanya ketakutan yang akan selalu menghantuiku. Hidup tanpa perhatian orang tua itu menyakitkan. Karena dalam masa remaja kita butuh kasih sayang orang tua yang bisa jadi semangat dalam hidup.
Satu temenmu bilang nyuruh aku buat nobatin kamu kak. Tapi aku langsung bilang. Buat apa aku nobatin kamu. Tobat itukan kemauan dari diri kamu sendiri. Dan aku bilang, aku kan bukan siapa-siapamu. Jadi aku nggak berhak buat ngerubah kamu jadi lebih baik. Lagian kamu pasti nggak akan pedulikan dengan semua yang aku lakuin buat kamu. Jadi buat apa aku peduli kalau hanya diacuhkan.
Kalau mau rubah diri kamu jadi lebih baik, itu pasti nggak mudah kan kak? Itu butuh kemauan yang besar. Atau mungkin hal indah yang membuat kamu ingin berubah. Kamu pernah bilang kalau kamu pengen punya kebahagiaan untuh dari keluarga kamu. Menurut aku mungkin jika kamu dapetin kebahagiaan itu kamu bisa berubah jadi anak baik, nggak seperti sekarang ini.
Pada intinya balik sama diri kamu sendiri dan
orang-orang terdekat kamu yang bisa kasih kebahagiaan yang kamu inginkan. Tapi
aku juga peduli kok, hanya saja aku nggak mau ngelakuin apa-apa.
Recycle dari blog yang lama. Arsip blog hari Jum’at, 22
Maret 2013.
Komentar
Posting Komentar