Bersama Malam
Hai malamku...
Aku ingin bercerita padamu. Aku
ingin menceritakan kejadian yang aku alami hari ini. Aku ingin menceritakan
khayalanku padamu. Karena kau yang mau mendengarku saat ini. Aku tak ingin
bercerita pada ibuku atau sahabatku. Walaupun kau tak memberiku saran. Aku tak
apa, aku malah berterima kasih padamu. Kau yang memberiku inspirasi untuk
menulis saat ini. Aku suka melihatmu. Kau yang gelap, sunyi, membuatku nyaman
terlelap dalam impianku. Kau yang indah, indah diterangi cahaya bulan dan
bintang.
Tetapi jujur saja, terkadang aku tak
menyukaimu. Karena kau membuatku merasa takut. Saat kau sangat gelap gulita,
dan disitu saat aku berada sendirian. Aku tak menyukai itu.
Saat yang sangat menyenangkan
bersamamu itu saat aku menyendiri. Sendiri memikirkan apa yang harus aku
lakukan selanjutnya. Atau sendiri saat aku merasa kosong. Kekosongan yang
membuatku meneteskan air mata. Entah itu air mata kesedihan atau kebahagiaanku.
Tapi untuk saat ini mungkin air mata
kesedihanku.
Saat ini aku bingung dengan semua
yang ada dalam fikiranku. Aku tak tau harus melakukan apa. Dari hari
sebelum-sebelumnya aku selalu memikirkan hal ini.
Malam, apa kau masih mendengarku?
Aku harap kau masih mendengar
ceritaku.
Aku bingung, apa yang harus aku
lakukan di H-3 nanti. Saat ada seseorang yang akan menghadapi ujian nasional.
Orang itu adalah masa laluku. Seharusnya aku tidak memikirkan dia lagi. Dia itu
seperti musim, saat seperti ini datang dan saat seperti ini pergi. Dia itu
seperti secangkir kopi pahit untukku. Saat ku sesapi kopi itu, aku hanya merasa
sakit. Bukan menghilangkan kantuk tapi meneteskan air mataku.
Tak seharusnya aku seperti ini. Tak
seharusnya aku bermain-main di waktu ini. Seharusnya aku fokus pada sekolah ku,
pada masa depanku. Pada harapan mereka semua. Harapan orang-orang yang aku
sayangi. Mereka sudah mengatakan padaku “jangan mengenal cinta untuk sekarang.
Sekolah yang benar. Supaya kamu nanti jadi ‘orang’ yang bisa dibanggakan dan
seperti harapan” aku ingin menjadi kebanggan kalian.
Malam, kau masih ada bukan? Aku
masih ingin terus bercerita.
Tadi
teman-temanku masih menanyakan padaku. “Bagaimana kak? Jadi kaih dia semangat?”
itu pertanyaan yasmin. “Aku nggak tau dek, aku masih bingung.” Aku hanya bisa
mengjawab itu. Karena aku memang masih bingung, aku masih terus berdiskusi
dengan hati ini. Tapi kemungkinan besar, aku tak ingin memberinya semangat.
Hanya ini belum pasti.
Aku hanya
akan tetap pada hati ini. Aku tidak ingin memikirkan orang lain lagi.
Recycle dari blog yang lama. Arsip blog hari Jum’at,
12 April 2013.
Komentar
Posting Komentar